Gundah gulana menderai hati yang di tusuk duka
![](https://static.wixstatic.com/media/a92804_fff291b32c5f4b32b7fbac3ba8486752~mv2.jpg/v1/fill/w_564,h_509,al_c,q_80,enc_auto/a92804_fff291b32c5f4b32b7fbac3ba8486752~mv2.jpg)
Subuh yang sama menyekap aku pada segelintir perih.
Ketika suara sembayang dari Masjid itu melantangkan dengan sendu.
Mataku masih belum bisa kering sayang
Sembab...sebab selepas pergimu
Kamar ini gelap tanpa sinar senyum dan candamu
Gaungan ratapan mengiang di sudut ruang tamu.
Ketika aku menjemput aroma pagi.
Aku tak lagi bisa mencium aroma tubuhmu
Tak ada lagi kecupan sebelum fajar menyising.
Semua bising dalam kenang.
Sayangku...sudah sampai mana kau berjalan?
Tengoklah ke belakang ada senyum yang kuat menyeka air mata.
Patah seketika hatiku dengan pergimu yang secepat ini.
Adakah kau tau betapa sakitnya aku kau tinggalkan
Maha cinta lebih mencintaimu
Pun terima kasih Mahacinta telah menyatukan kita.
Pagi ini di atas kota ini tanpa aba aba dan apa apa
Di makammu kuletakkan nisan dan taburan bunga
Beristirahatlah dalam keabadian.
Kecup cukup pada pusaramu.
Gundah gulana menderai hati yang di tusuk duka
Selamat berpisah kekasih hati.
Belahan jiwa
Aku dan kami mengasihimu .
Resah rindu di sini
Pagi selepas pergimu.
टिप्पणियां